Iklan
![]() |
| Poto ketua ganas aceh Singkil |
ACEH SINGKIL — Gerakan Aliansi Nelayan Aceh Singkil (GANAS) angkat suara soal polemik pengerukan alur Sungai Anak Laut yang belakangan dituding tak bermanfaat dan bahkan disebut merugikan keuangan negara.
Organisasi ini menegaskan, tudingan tersebut tidak berdasar dan berpotensi menghambat upaya pemerintah memperbaiki akses laut bagi nelayan tradisional.
Ketua GANAS, Rahmi Yasir, menilai pengerukan alur sungai yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan Aceh Singkil selama beberapa tahun terakhir justru membawa dampak positif.
“Baru sekitar sepuluh persen dari total pendangkalan yang bisa diatasi, tapi manfaatnya sudah nyata bagi nelayan,” kata Rahmi dalam keterangan tertulis, Senin, 13 Oktober 2025.
Menurutnya, alur Sungai Anak Laut merupakan urat nadi bagi aktivitas ekonomi nelayan di Aceh Singkil. Tanpa alur yang memadai, kapal-kapal nelayan sulit keluar masuk perairan untuk melaut.
“Pernyataan bahwa pengerukan tidak bermanfaat itu jelas keliru. Yang bicara bukan nelayan dan tidak memahami realitas di lapangan,” ujarnya.
GANAS khawatir isu kerugian negara yang dilontarkan pihak tertentu bisa berimbas pada penghentian kegiatan pengerukan.
Padahal, kata Rahmi, program itu sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir.
Karena itu, GANAS mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil dan Dinas Perikanan agar tetap melanjutkan program pengerukan dan tidak terpengaruh opini dari pihak luar.
“Kebijakan perikanan harus berangkat dari kebutuhan nelayan, bukan dari narasi yang dibangun oleh orang yang hanya jadi penonton,” ujar Rahmi.
Ia menegaskan, GANAS akan terus menyuarakan kepentingan nelayan dan siap berdialog maupun berseberangan dengan siapa pun demi kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Kami akan tetap berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak-hak nelayan,” kata Rahmi menutup pernyataannya.nazar

Tutup Iklan